Sabtu, 28 April 2018

STEREOCHEMICAL CONSIDERING IN PLANNING SYNTHESIS
(Mempertimbangkan Stereokimia Dalam Merancang Suatu Sintesis)
Sintesis adalah proses konstruksi yang dapat melibatkan penguban molekul sederhana atau molekul yang tersedia secara komersial menjadi molekul kompleks menggunakan reagen spesifik yang terkait dengan reaksi yang dikenal dalam skema retrosintetik. Pendekatan ini dapat digunakan dalam bidang farmasi, agrokimia, pewarnaan, polimer dan parfum. Langkah yang digunakan untuk mempelajari sintesis senyawa organik tidak hanya terfokus pada keberhasilan intelektual dalam mensintesis senyawa dengan jalur yang kompleks saja, melainkan juga harus mempertimbangkan perspektif yang lebih luas, yaitu industri vs sintesis laboratorium , keterbatasan waktu, pertimbangan teknisekonomis, dan perbedaan mendasar dari kriteria yang akan digunakan dalam pemilihan metode sintesis. Stereokimia sintesis merupakan sebuah subdisiplin kimia yang melibatkan studi tentang penataan ruang relatif atom yang membentuk struktur molekul dan manipulasi dapat memanipulasinya. Cabang penting dari stereokimia adalah studi tentang molekul kiral. Stereokimia dapat berpengaruh terhadap stereoselektivitas, misalnya reaksi dengan pereaksi organoboran khiral, yang memungkinkan stereoselektivitas yang sangat baik dalam beberapa sintesis asimetris. Desain sintesis melibatkan proses kerjasama intektual. Keberhasilannya bergantung pada cara berpikir menggunakan analisis retrosintetik, pengetahuan dan pengalaman dalam sintesis organik.
A.  Analisis Retrosintetik
Analisis retrosintetik (retrosintesis) adalah teknik untuk merencanakan sintesis, terutama molekul organik kompleks, di mana molekul target kompleks (TM) direduksi menjadi urutan struktur yang semakin sederhana di sepanjang jalur yang pada akhirnya mengarah pada identifikasi yang sederhana atau secara komersial tersedia sebagai bahan awal (SM) dari mana sintesis kimia kemudian dapat dikembangkan. Analisis retrosintesis ini diarahkan untuk penyederhanaan molekular, Corey telah menjelaskan mengenai 5 jenis strategi utama dalam penyederhanaan tersebut yakni :
1.    Strategi berbasis kelompok fungsional
Gugus fungsi dalam struktur target yang dapat diarahkan dalam beberapa cara diantaranya melalui penghapusan fungsi reaktif dan masked,  diskoneksi berdasarkan tempat gugus fungsi, rekoneksi gugus fungsi untuk membentuk cincin secara retrosintesis.
2.    Strategi topologi
Diskoneksi atau “strategic bonds” mampu menyebabkan terjadinya penyederhaan molekular utama. Terdapat beberapa jenis strategic bond yaitu : ikatan dalam sistem cincin polisiklik, ikatan dalam sistem cincin polifused, pasangan ikatan dalam sistem cincin, ikatan yang menghubungkan rantai ke cincin, ikatan yang menghubungkan rantai ke rantai lain, dan ikatan yang menghubungkan rantai ke gugus funsgi.
3.    Strategi berbasis struktur
Sebuah panduan yang sangat berguna untuk analisis retrosintetik dapat diberikan oleh penerapan transformasi yang mampu menyederhanakan sesuai dengan reaksi yang menghasilkan peningkatan kompleksitas yang cukup besar. Seringkali aplikasi seperti ini disarankan oleh adanya cincin (difungsionalisasi) ukuran tertentu dalam molekul target. Beberapa transformasi yang menyederhanakan menyederhanakan adalah reaksi diels-aldol, halolaktonisasi dan ain-lain.
Rencana sintetis yang dihasilkan dari analisis retrosintetik akan menjadi peta jalan untuk memandu sintesis molekul target. Ada dua tahap yang telah memberikan kontribusi besar pada kemajuan strategi sintesis yaitu: konsep sinton dan konsep inversi polaritas. Analisis retrosintetik dari setiap molekul target harus didasarkan pada reaksi kimia yang diketahui, hal itu agar memperbesar  peluang nyata untuk diterjemahkan ke dalam sintesis kimia. Analisis ini didasarkan pada reaksi yang diketahui (misalnya reaksi Wittig, oksidasi, reduksi, dan lain-lain). Seperti berikut :
B.  Perencanaan Sintetis
Ketika mengevaluasi berbagai skema retrosintetik dari molekul target, penting untuk mengenali fitur strategis dari molekul yang harus diperhatikan oleh sintesis. Pertimbangkan sintesis kimiawi dari Muscalure untuk menghargai bagaimana dua rencana retrosintetik cocok, tetapi yang paling penting adalah perhatikan penggunaan reagen spesifik yang mengubah intermediet dalam skema retrosintetik pada molekul target. Sintesis dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar yaitu : sintes linear dan sintetik konvergen. Analisis retrosintetik dan perencanaan sintetis membutuhkan pelatihan (pengetahuan tentang kimia) dan pengalaman (aplikasi praktis dari kimia). Rencana sintetis yang baik harus mempertimbangkan keuntungan dari sintesis konvergen, jika mungkin, lebih linier perpaduan.
C.  Strategi Retrosintetik
Konsep polaritas ikatan dalam kelompok fungsional adalah kepentingan utama dalam pemutusan. Pemutusan ikatan berdasarkan polaritas bawaan ini dapat terjadi mengarah pada dua pasang fragmen ideal (imajiner) yang disebut sinton dari mana kelompok fungsional dapat dihasilkan. Ada beberapa strategi dalam perencanaan sintetis
1.   Strive for success and good cost management
Dalam merencanakan sintesis menghasilkan sejumlah besar jalur retrosintetik ke molekul target: jalur retrosintetik ini untuk mengidentifikasi di antara rute sintetis yang optimal menggunakan reagen yang tersedia secara komersial dan murah.
2.   Convergent vs Linear synthesis
Ketika mempertimbangkan pemutusan dalam analisis retrosintetik dari molekul target yang kompleks, cobalah (jika mungkin) untuk membagi molekul menjadi dua bagian pada ikatan yang nyaman atau cocok atau sesuai. Ini akan memungkinkan perumusan sintesis konvergen dengan beberapa mini-sintesis yang mengarah ke molekul target.
3.   Aim for disconnections that lead to the greatest simplification of the target molecule
Mengingat pilihan pemutusan mungkin, yang terletak di titik-titik cabang atau pada cincin lebih strategis karena mereka biasanya memberikan fragmen rantai lurus yang lebih cenderung tersedia secara komersial atau yang hanya disiapkan.

4.   Identify and exploit any inherent symmetry in a target molecule
Memanfaatkan simetri di TM atau intermedietnya dapat secara dramatis menyederhanakan retrosintesisnya. Ini juga dapat memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi jalur konvergen dalam sintesis.
5.   Introduce reactve functional groups at a late stage in the synthesis
Seringkali sulit untuk secara selektif bereaksi pada gugus fungsi yang kurang reaktif ketika fungsi yang lebih reaktif hadir dalam molekul yang sama. Kelompok-kelompok fungsional reaktif seperti itu biasanya termasuk yang pertama terputus selama analisis retrosintetik. Analisis retrosintetik asam 2,4-dichlorophenoxyacetic (2,4-D), herbisida umum untuk kontrol gulma berdaun lebar, ditunjukkan di bawah ini:
Pertanyaan !!!
  1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
  1. Apakah suatu reaksi bisa bersifat tidak stereoselektif seutuhnya ? Jika ya apa yang terjadi ?

DAFTAR PUSTAKA
Jerry, M. 1985. Kimia Organik Lanjutan, Reaksi, Mekanisme, dan Struktur Edisi ketiga. ISBN 0-471-85472-7.
Carey, F.A. dan R.J. SUndberg. 2013. Kimia Organik Lanjutan Edisi Keempat Bagian Reaksi dan Sintesis. Vrginia: Springer.


29 komentar:

  1. Materi yang menarik Lika,
    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    BalasHapus
  2. Haii likakuuu

    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  3. Menurut saya adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  4. Hai lika, menurut saya :
    1.Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    jwb :Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Apakah suatu reaksi bisa bersifat tidak stereoselektif seutuhnya ? Jika ya apa yang terjadi ?
    jwb : Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus

  5. 1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  6. Haii likakuuu

    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus

  7. 1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  8. Hayy mbak likaa

    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  9. hai lika, menurut saya
    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  10. terimakasih lika,
    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar

    BalasHapus
  11. 1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    BalasHapus
  12. Menurut saya untuk jawaban no. 1 rute terbaik yang dapat dipilih yaitu Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya. Sedangkan untuk jawaban no. 2 suatu reaksi bisa saja tidakk stereoselektif dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  13. terima kasih materinya, menurut saya ute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik yaitu Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya

    BalasHapus
  14. terimakasih materinyaa..
    Menurut saya untuk jawaban no. 1 rute terbaik yang dapat dipilih yaitu Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    untuk pertanyaan kedua, suatu reaksi bisa saja tidakk stereoselektif dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  15. Menurut yonanda:
    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  16. 1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  17. 1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  18. terimakasih pemaparannya
    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    BalasHapus
  19. Hai likuu
    1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  20. Hai likakuuuu
    Saya akan menjawab ya


    1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus

  21. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  22. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  23. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  24. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  25. 1.Adanya Ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.
    2. Ya hal ini akan bisa terjadi dimana saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar

    BalasHapus
  26. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  27. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  28. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus
  29. 1. Bagaimanakah rute terbaik yang dapat dipilih untuk mempertimbangkan suatu retrosintetik ?
    Adanya ketersediaan bahan awal, Kesederhanaan berbagai langkah dan skala sintesis, Jumlah langkah pemisahan yang terlibat, Hasil dari setiap langkah, Kemudahan pemisahan dan pemurnian produk yang diinginkan dari produk samping dan stereoisomernya.

    2. Saat reaksi berada pada keadaan tidak seutuhnya bersifat stereoselektif, produk akan mengandung satu atau lebih diastereomer pada produk yang diingikan. Hal ini membutuhkan baik itu pemurnian atau manipulasi untuk memperoleh stereokimia yang benar.

    BalasHapus

STEREOCHEMICAL CONSIDERING IN PLANNING SYNTHESIS (Mempertimbangkan Stereokimia Dalam Merancang Suatu Sintesis ) Sintesis adalah proses ...