KONTROL KINETIKA DAN KONTROL TERMODINAMIKA REAKSI
SENYAWA ORGANIK
Dalam suatu reaksi kimia sering kali dijumpai zat intermediet
yang terbentuk dan dikonsumsi dalam reaksi akan tetapi tidak muncul dalam
persamaan kimia balans secara keseluruhan. Maka dapat dikatakan bahwa untuk reaksi
kimia, tidak dipungkiri bahwa salah satu reaksi ini akan dapat menghasilkan
produk utama dan produk samping (lebih dari satu produk). Produk lain dapat
terjadi dikarenakan reaksi tidak
dikontrol secara baik. Salah satu senyawa yang dapat dikontrol reaksinya
dapat terjadi pada senyawa organik yaitu reaksi karbonil. Dalam reaksi ini,
karbonil akan memiliki dua sifat yaitu dapat berupa elektrofil dan nukleofil,
namun sifat ini akan muncul dalam kondisi yang diatur. Reaksi ini dapat dikontrol
secara kinetika dan secara termodinamik. Menurut Oxtoby, et al (2001) pengontrolan
yang dilakukan atas adanya konsep-konsep dasar diantara :
1.
Adanya kestabilitasan dari produk yang akan dihasilkan secara
termodinamik. Sehingga dapat dikatakan bahwa kontrol termodinamik untuk produk
yang stabil.
2.
Secara kinetika terjadinya kecepatan relatif pada saat produk
terbentuk. Produk yang akan dihasilkan menggunakan waktu yang lebih ceapat.
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju reaksi yang
dapat terjadi di dalam reaksi kimia dapat dinamakan sebagai kinetika kimia. Kinetika menunjukkan
pada laju reaksi (reaction rate) yaitu perubahan konsentrasi reaktan atau
produk terhadap waktu (M/s). Sedangkan tujuannya adalah menggunakan laju reaksi
hasil pengamatan untuk memilih berbagai mekanisme reaksi yang dapat diterima. Di
dalam kinetika juga dapat dipelajari beberapa teknik penentuan mekanisme dalam
suatu reaksi. Subjek dalam kajian kinetika reaksi ini khususnya berkaitan
dengan pengukuran dan penafsiran tingkat (orde) suatu reaksi kimia. Dalam suatu
reaksi kinetika dapat digunakan untuk mengendalikan dan memprediksi masa kadaluwarsa
dari produk pangan berdasarkan kajian sifat reaksi dan mengendalian laju reaksi
apabila detail proses yang terjadi di dalamnya dapat diketahui dengan baik. Untuk
kontrol kinetika dalam reaksi dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu
produk dalam waktu yang cepat dengan cara pemberian parameter diantaranya:
pemberian katalis, peningkatan suhu dan pengaturan konsentrasi.
Hubungan
antara suhu dengan tekanan, apabila dalam reaksi diberikan suhu yang tinggi
maka tekanan juga akan tinggi yang akan menyebabkan ledakan dengan cara
mengatasinya adalah dengan menaikkan volume. Katalis dalam mekanisme
reaksi dapat berfungsi sebagai agen yang membantu mempercepat terjadinya laju
reaksi tanpa harus menghasilkan hasil samping yang merugikan pada akhir reaksi.
Dalam katalis heterogen, reagan dan katalis akan berada dalam fasa yang berbeda
sedangkan dalam katalis homogen utuk reagan dan katalis terdispersi dalam satu
fasa. Katalis yang biasa digunakan adalah enzim (Chang, 2005).
Termodinamika mempelajari mengenai
arah spontanitas suatu reaksi kimia dan aspek energi yang berpengaruh di dalamnya,
tetapi perubahan detail yang terjadi dalam suatu reaksi tidak dapat dijelaskan.
Hal ini dapat menyatakan bahwa termodinamika tidak tergantung pada detail
proses reaksi kimia, dalam hal kekomplekan yang terjadi didalam suatu treaksi,
untuk data yang diambil oleh termodinamika hanyalah bagian keadaan awal dan
akhir suatu reaksi. Reaksi yang secara teori termodinamika dapat berlangsung
secara spontan, dapat dicegah dengan cara kontrol termodinamika. Pada termodinamika
beberapa pengukuran yang dapat dikontrol adalah purubahan fungsi Gibbs (∆G),
perubahan energi internal (∆U) serta nilai entropinya (∆H) (Fatimah, 2015).
Ada banyak hal suatu senyawa di bawah kondisi reaksi yang diberikan
dapat mengalami reaksi kompotisi menghasilkan produk yang berbeda contohnya
pada gambar 1 berikut :
Gambar
1. Produk yang dihasilkan oleh senyawa A
Pada gambar di atas dapat memperlihatkan profil energi-bebas
untuk suatu reaksi dimana B lebih stabil secara termodinamika dari pada C dikarenakan
∆G
memiliki harga yang lebih rendah, tapi C terbentuk lebih cepat hal ini
dikarenakan ∆G lebih tinggi. Hal ini juga dapat terjadi
dengan adanya reaksi yang reversibel (reaksi yang terjadi secara bolak balik)
ataupun yang irreversibel (reaksi yang terjadi tidak bolak balik). Jika tidak
ada satu pun reaksi yang revesibel maka C akan terbentuk lebih banyak karena
terbentuk lebih cepat. Produk tersebut dikatakan terkontrol secara kinetik (kinetically controlled). Akan tetapi,
jika reaksi adalah reversibel maka hal tersebut tidak menjadi penting. Jika
proses dihentikan sebelum kesetimbangan tercapai maka reaksi akan dikontrol
oleh kinetik karena akan lebih banyak diperoleh produk yang cepat terbentuk.
Akan tetapi jika reaksi dibiarkan sampai mendekati kesetimbangan maka produk
yang akan dominan adalah B. Di bawah kondisi tersebut, C yang mula-mula
terbentuk akan kembali ke A, sementara B yang lebih stabil karena produknya tidak
berkurang banyak. Maka dikatakann bahwa produk terkontrol secara termodinamik (thermodynamically controlled). Pada gambar
tersebut reaksi yang dipaparkan tidak seluruhnya dimana sebenarnya senyawa A dapat
memberikan dua produk. Di dalam sebuah penelitian banyak dilakukan pengontrolan
yang sehingganya produk yang di dapat lebih cepat terbentuk dan lebih setabil. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara pengontrolan reaksi secara kontrol kinetik dan
kontrol termodinamik.
Pertanyaan !
Apa yang dimaksud dengan reaksi secara spontan?
Daftar Pustaka
Chang, R. 2005. Kimia Dasar. Jakarta; Erlangga
Fatimah, I. 2015.
Kimia Fisik Edisi 1 Cetakan 1. Yogyakarta:
Deepublish
OxtoOxtoby, P. W., Gillis dan N.
H. Nachtrieb. 2001. Prinsi-prinsip Kimia
Modern. Jakarta: Erlangga
materi yang sangat menarik.
BalasHapusmenurut saya reaksi yang mana dihasilkan energi dengan harga positif.
Terimakasih atas pemaparan anda
BalasHapusSaya akan membantu menjawab
Reaksi spontan adalah reaksi yang berlangsung tanpa perlu tambahan energi dimana harga deltaG < 0
terimakasih atas materinya
BalasHapusmenurut saya reaksi spontan ini merupakan reaksi yang memiliki harga ∆G < 0
semoga membantu
spontanitas adalah dimana nilai dari perubahan energi gibbs bernilai kecil dari nol
BalasHapusMenurut saya reaksi secara spontan itu apabila nilai Energi gibs ny kecil dari 0
BalasHapusterimakasih atas penjelasan anda.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab, menurut saya reaksi spontan adalah reaksi dimana nilai dari perubahan energi gibs ( ∆G) lebih kecil daripada nol.
semoga dapat membantu :)