AROMATISITAS
Senyawa
Aromatis
Tumbuhan adalah salah satu makhluk
hidup yang memiliki ciri khas yang dominan digunakan dalam sebuah penelitian.
Penelitian terhadap tumbuhan ini banyak berasal dari pengisolasian
senyawa-senyawa organik yang dimiliki tumbuhan guna mengoptimalkan fungsi dari
senyawa-senyawa tersebut. Terlebih lagi dewasa ini sangat diperlukan senyawa
organik untuk pengomplekan dengan prinsip green
chemistry. Senyawa organik yang banyak terdapat dalam tumbuhan dibagi
menjadi senyawa metabolit primer dan metabolit skunder (memiliki banyak bagian
dalam tumbuhan). Ada beberapa senyawa metabolit skunder yang memiliki cincin
siklik biasanya bersifat aromatis. Kebanyakan senyawa aromatik mempunyai satu
pusaran enam elektron yang tertutup dalam sebuah cincin (sextet aromatic) dan lebih mudah mengalami reaksi substitusi
daripada reaksi adisi.
Senyawa aromatik merupakan senyawa
hidrokarbon yang memiliki ratai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap yang letaknya berselang seling. Senyawa aromatis memiliki
beberapa sifat seperti pada tabel 1 di antaranya :
Tabel 1. Sifat-sifat Senyawa Aromatis
Sifat
fisik
|
Sifat
kimia
|
Memiliki
bau yang khas
|
Lebih
mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi
|
Dapat
dengan mudah menguap
|
Reaksinya
membutuhkan katalis larena kestabilannya mole
|
Tidak
larut dapalm pelarut polar (air)
|
Tsangat
mudah terbakar namun tidak begitu reaktif
|
Larut
dalam senyawa nonpolar (eter)
|
Bersifat
toksik-karsinogenik
|
Terjadi
resonansi (pergerakan elektron di dalam elektron)
|
Sukar
dioksidasi dengan pengoksidator seperti KMn04
|
Senyawanya
berupa senyawa siklik
|
Merupakan
senyawa nonpolar
|
Sumber Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon
aromatik yang sederhana dapat diperoleh dari dua sumber utama yakni: batubara dan petrolium. Batubara merupakan senyawa yang dari campuran yang
sangat kompleks tersusun dari cincin benzen yang saling berikatan. Akan terjadi
suatu dekomposisi termal pada batubara apabila dipanaskan pada suhu 1000°C
tanpa adanya udara yang nantinya akan membentuk campuran uap yang dikenal
sebagai ter. Fraksionasi dari ter
tersebut akan menghasilkan benzena, toluena, axilena, naftalena dan senyawa
aromatik lainnya.
Sedangkan untuk petrolium yang
cukup berbeda dengan batubara. Untuk petrolium mengandung senyawa aromatik dan sebagian
besarnya adalah senyawa hidrokarbon alkana pada proses penghilangan minyak
bumi, jika alkana dipanaskan dalam tekanan dan suhu 500 °C dengan menggunakan
katalis, akan terbentuk molekul-molekul aromatik. Misaalnya heptana (C7H16)
yang akan diubah menjadi toluena (C7H8) melalui
dehidrogenasi dan siklisasi.
Ciri-Ciri Senyawa Yang Dapat Memiliki Sifat
Aromatisitas
Salah
satu senyawa yang memiliki sifat aromatisasi adalah benzen. Bensen merupakan
senyawa yang mengandung enam atom karbon dengan hibridisasi sp2
dimana setiap atom karbon mengikat satu atom hidrogen. keenam ikatan ikatan
karbon mempunyai panjang ikata yang sama dengan membentuk sudut 120 °C. Setiap
atom memiliki karbon hibridisasi sp2 mempunyai satu orbital p yang
tidak terhibridisasi dan tegak lurus dengan bidang cincin. Keenam orbital
menempati orbital p ini (Riswiyanto, 2009).
Salah
satu bukti bahwa senyawa aromatik (benzen) tidak dapat bereaksi
dengan KMnO4 (dioksidasi) dan mengalami reaksi adisi elektrofilik
seperti halnya senyawa alkena. Dengan reaksinya dapat
dilihat pada gambar 1 berikut :
Gambar 1. Reaksi pada senyawa aromatis
Hal ini disebabkan senyawa benzen yang
memiliki ikatan rangkap berselang seling dapat beresonansi sehingga karakter
ikatan rangkapnya menjadi hilang.
Benzene: |
|
|
|
|
Gambar 2. Resonansi benzen
|
Bukti bahwa karakter ikatan rangkap
hilang adalah dari panjang ikatan dari masing-masing ikatan dalam benzen. Jika
ikatan rangkap masih ada panjang ikatan C=C seharusnya adalah 1.34 Ǻ dan
ikatan tunggal 1.54 Ǻ. Kenyataannya panjang ikatan C-C dari benzen adalah sama
yaitu 1.40 Ǻ.
Penggambaran orbital molekul dapat lebih menjelaskan sifat
kearomatisan dari benzen. Benzen memiliki bentuk segi enam planar yang seluruh
atom Cnya berupa sp2 dengan panjang ikatan C-C semuanya sama.
Seperti terlihat pada gambar dibawah, enam orbital p untuk masing-masing
karbon overlaping satu sama lain membentuk enam orbital molekul yang terbagi
tiga orbital ikatan dan tiga orbital antiikatan. Pada orbital ikatan yang
energi paling rendah dimana 12 elektron valensi cincin benzen mengalami
overlaping sempurna sehingga secara termodinamika dan kimia lebih stabil.
Gambar 3. Orbital molekul
benzena
Syarat Senyawa Aromatik
Tidak semua senyawa yang memiliki
ikatan rangkap yang berselang seling dengan ikatan tunggal
(memiliki ikatan rangkap terkonjugasi) dapat digolongkan sebagai senyawa aromatic. Yang termasuk senyawa aromatik syaratnya adalah:
1. Atom-atom sp2
dalam cincin terorientasi dalam bentuk molekul planar (mendekati planar), yang
orbital p paralel satu sama lain dengan arah yang sama
2. Memenuhi
kaidah Huckel yaitu π= 4n+2 untuk
senyawa aromatik harga n harus bilangan bulat.
Aromatisitas
Aromatisitas merupakan definisi yang diambil
dari sifat senyawa aromatik tentang kestabilannya yang khas dan lebih mudah
mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi hal ini merupakan definisi
awal yang dilakukan dengan melalui pengamatan meggunakan NMR. Dimana dewasa ini
aromatisitas telah dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan arus elektron dalam cincin
yang dipengaruhi oleh medan luar. Senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan
seperti itu disebut diatropik. Kebanyakan senyawa aromatik mempunyai satu
pusaran enam elektron yang tertutup dalam sebuah cincin (sextet aromatic). Berikut gambar medan arus elektrondalam
diatropik.
Gambar 4. Medan
arus elektron dalam diatropik
Aturan
Huckel
Ciri senyawa aromatis adalah memunyai ikatan
rangkap yang terkonyugasi namun sifatnya tidak sama dengan alkena khususnya
sifat kimianya, di mana senyawa aromatis tidak mengalami reaksi adisi. Sifat
kearomatisan (aromatisitas) suatu senyawa harus memenuhi tiga kriteria. Seorang ahli kimia jerman yaitu Erich Huckel pada tahun 1931 teal mengusulkan
persyaratan senyawa aromatik:
1.
Molekul
tersebut harus datar (hampir datar), dengan hibrida yang umum adalah sp3,
2.
Senyawa
tersebut harus siklik,
3.
Memiliki
elektron pi yang berjumlah 4n+2 dimana n adalah jumlah bilangan bulat.
Menurut huckel cincin dengan elektrin pi
berjumlah 2, 6, 10 atau 14 dapat bersifat aromatik (Sitorus, 2013).
Pertanyaan
Telah dijelaskabahwa dalam sifat kimia
senyawa aromatis (benzen) memiliki sifat yang sangat mudah mengalami subtitusi
dibandingkan dengan adisi. Apa yang menyebabkan hal ini dapat terjadi ?
Daftar Pustaka
Riswiyanto, S. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Sitorus, M. 2013. Kimia Organik Fisik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
terimakasih atas informasinya disini ikatan phi (π) terjadi akibat tumpang tindih orbital atom-atom yang tidak berada dalam poros ikatan yang dapat melakukan resonansi pada ikatan phi nya menyebabkan senyawa ini lebih sukar mengalami adisi terimakasih
BalasHapusMenurut saya, hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah dan juga kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi.
BalasHapusMenurut saya, hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah dan juga kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi.
BalasHapusterimakasih atas penjabarannya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda. menurut saya yang menyebabkan benzen lebih mudah mengalami substitusi dibandingkan dengan adisi karena adanya delokasi elektron dan elektron yang beresonansi tersebut akan menyulitkan terjadinya adisi karena terus berpindah dari ikatan rangkap terdelokasi keikatan tunggal.
maaf jika jawaban saya kurang tepat )
Terimakasih atas materinya
BalasHapusMenurut saya pada senyawa benzena ini terjadi delokasi elekteon sehingga elektron akan beresonansi selang seling hal inilah yang dapat menyebabkan sulitnya terjadi reaksi adisi
Terimakasih atas materinya
BalasHapusMenurut saya pada senyawa benzena ini terjadi delokasi elekteon sehingga elektron akan beresonansi selang seling hal inilah yang dapat menyebabkan sulitnya terjadi reaksi adisi