1. Keasaman
dan Kebasaan
Menurut
teorinya yang dikatakan asam dan basa suatu senyawa adalah apapabila suatu zat
sembarangbaik dalam bentuk molekul ataupun ion dapat menyumbangkan ion H+
berfungsi sebagai pendonor proton disebut sebagai asam. Sedangkan suatu zat baik dalam bentuk ion ataupun molekulnya
dapat menerima proton atau digunakan sebagai aseptor proton dapat disebut
sebagai basa (Vogel, 1982).
pH
digunakan untuk menunjukan tingkat keasaman atau kebasaan. Asam
merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut
dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas
hydrogen, sebagai indikator sederhana terhadap senyawa asam sedangkan basa
merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yang dapat menetralkan
asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun
memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan
untuk berbagai keperluan. Pengukuran derajat keasaman darisuatu senyawa dapat
digunakan alat yang disebut sebagai pH meter dan kertas lakmus. Cara kerja
kertas lakmus adalah apabila senyawa yang diukur dengan kertas lakmus dapat merubah
dari lakmus biru menjadi lakmus merah maka senyawa tersebut adalah asam
sedangkan sebaliknya untuk senyawa basa (Kasmadi dan Gatot, 2006).
Penjelasan tentang asam dan
basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang sifat
asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air. Misalnya asam
asetat akan bersifa asam bila dilarutkan kedalam air tetapi ternyata sifat asam
tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene. Dari kenyataan tersebut,
Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang
berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+
atau Proton. Menurut konsep Brosted Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam
adalah zat yang dapat memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif atau
proton (H+). Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima H+
(Fessenden dan Fessenden, 1983).
Derajat
keasaman suatu senyawa berkisar dari 1 sampai 12. Dikatakan senyawa organik
memiliki sifat asam apabila memiliki pH <7 (1-6). Namun yang dikatakan
sebagai senyawa basa dalam rentang >7 (8-14). Untuk pH 7 sendiri dapat
dikatakan sebagai senyawa yang memiliki sifat netral contohnya air. Semakin
kecil pH konsentrasi ion H+ maka sifatnya akan semakin asam atau
dikatakan sebagai asam kuat. Sedangkan untuk basa apabila dalam suatu senyawa
memiliki konsentrasi ion OH- semakin banyak dapat dikatakan senyawa
tersebut memiliki sifat basa kuat. Perbedaan asam dan basa organik yaitu :
Tabel 1.
Perbedaan Asam dan Basa
Asam
|
Basa
|
Memiliki
rasa asam apabila dilarutkan dalam air
|
Memiliki
rasa yang pahit
|
Asam
terasa menyengat apabila disentuh
|
Terasa
licin seperti sabun apabila disentuh
|
Bereaksi
kuat dengan logam atau bersifat korosif terhadap logam
|
Bersifat
kaustik yaitu dapat merusak kulit bila konsentrasinya tinggi
|
Dapat
menghantarkan listrik (elektrolit)
|
Mmerupakan
senyawa elektrolit (dapat menghantarkan arus listrik)
|
2. Konsep
pH, pOH dan pKw
Jika terjadinya ionisasi terhadap air dan
jumlah molekul air yang terionisasi sangatlah sedikit, maka konsentrasi H2O
akan dianggap tetap sehingga harga K[H2O] akan menjelaskan nilai
yang tetap. Harga K[H2O] dilambangkan dengan Kw atau yang biasa
disebut sebagai tetapan kesetimbangan air dengan persamaannya sebagai berikut :
Ketsetimbangan air atau Kw dapat berubah apabila suhu yang diberikan
diubah pula. Reaksi ionisasi air merupakan salah satu reaksi edoterm, sehingga dapat menyebabkan kenaikan harga Kw
apabila suu dinaikkan pula. Umumnya pada suhu 25°C harga Kw adalah 10-14. , pH merupakan fungsi negatif logaritma dari
konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan persamaannya
Jika dilihat dari jumlah ion yang
dihasilkan, asam dapat dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah yaitu asam
yang mudah terionsasi dan banyak menghasilkan H+ dalam larutannya
disebut sebagai asam kuat sedangkan
yang dimaksud dengan asam lemah
adalah asam yang sedikit terionisasi dan menghasilkan sedikit ion H+
dalam larutannya. Contoh senyawa asam adalah HCl, HBr, HI, H2SO4
dan HNO3.
Umumnya
basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida OH-
di dalamnya. Berdasarkan daya hantar listriknya basa dapat dibedakan menjadi
basa yang terionisasi sempurna (basa kuat)
contohnys KOH, NaOH dan Ba(OH)2 dengan basa yang sedikit terionisasi
dalam air (basa lemah) contohnya NH3
dan Al(OH)3. Dalam menyatakan kebasaan suatu larutan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :
3. Faktor
Yang Mempengaruhi
Suatu
senyawa jika diberikan faktor yang dapat meningkatkan kestabilan anionnya maka faktor
ini akan menaikkan keasaman dan apabila dalam suatu senyawa diberikan faktor
yang dapat mengurangi kestabilan anionnya maka akan menyebabkan penurunan
keasaman. Suatu
senyawa dapat bersifat asam ataupun basa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Hal ini dikarenakan senyawa tidak dapat stabil bila diganggu contoh untuk
senyawa yang dapat mengalami sifat asam dan basa yakni asam karboksilat dan
amina:
a.
Pengaruh
Ionisasi Pada Keasaman
Dalam air asam
karboksilat berada pada kesetimbangan dengan ion karboksilat dan ion hidrogen. Besarnya
ionisasi dalam air menunjukkan suatu
ukuran dari kekuatan asam. Lebih besar jumlah ionisasi, lebih kuat asamnya.
Asam karboksilat umumnya asam yang lebih lemah dari pada H3O+
apa bila berada dalam larutan air, kebanyakan molekul asam karboksilat tidak
terionisasi. Kekuatan asam dinyatakan sebagai konstanta asam Ka, yang
menyatakan konstanta kesetimbangan ionisasi dalam air
Dimana
: [RCO2H] =
molaritas dari RCO2H
[RCO2-] = molaritas dari RCO2-
[H30+]
atau [H+] =
molaritas dari [H30+] atau [H+]
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
nilai Ka yang lebih besar menandakan bahwa tingkat keasamannya yang kuat
dikarenakan [RCO2-] dan [H+] lebih besar.
Namun kenaikan harga Ka akan menurunkan harga pKa, dimana pKa merupakan pangkat
negatif dalam Ka. Sakah satu reaksi turunan asam karboksilat :
b. Gugus Yang Berperan Sebagai Sifat Kebasaan
Suatu sel di dalam
tubuh bisa saja memiliki dua gugus atau lebih yang berlainan contoh senyawa
organik dalam tubuh glisin. Glisin merupakan senyawa yang memiliki gugus
karboksil dan juga berlaku sebagai amina dimana senyawa ini merupakan golongan
asam amino yang merupakan blok penyusun protein. Gugus amino merupakan salah
satu gugus yang dapat bertindak sebagai basa. Hal ini dikarenakan amino dapat
mengambil suatu proton atau menarik proton dari larutan ang ada di sekitarnya dengan
persamaan reasi berikut :
Proses ini akan
menyebabkan hasil akhir gugus amino dengan muatan +1, keadaannya di dalam sel (Campbell,
et al., 2002)
pertanyaan
1. kenapa senyawa yang memiliki gugus karboksil dapat bersifat asam ?
Daftar
Pustaka
Campbell,
N. A., J. R. Reece dan L. G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fessenden,
R.J dan J.S. Fessenden. 1983. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Kasmadi
dan L. Gatot. 2006. Kimia Dasar II. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Vogel.
1982. Analisa Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
terimakasih atas materinya disini untuk karboksil mampu memenuhi dari sifat asam yaitu Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif.
BalasHapusMenurut saya, gugus karboksil itu sendiri merupakan sumber ion hidrogen, yang mana ikatan kovalen antara oksigen dan hidrogennya sangat polar sehingga hidrogen tersebut cenderung terurai secara reversibel dari molekunya sebagai ion H+
BalasHapusterima kasih atas penjelasannya sangat bermanfaat
BalasHapussaya akan mencoba menjawab permasalahan diatas
menurut saya gugus karboksil dapat bersifat asam karena gugus karboksil merupakan sumber ion hidrogen contohnya pada asam asetat apabila terurai ion hidrogen(bermuatan positif) akan lepas dan O akan bermuatan negatif sehingga akan cenderung menarik ion hidrogen kembali reaksi yang berlangsung adalah reaksi bolak-balik(reversible).
materi yang sangat menarik, menurut saya gugus karboksil pada suatu senyawa akan menjadi sumber molekul hidrogen sehingga apabila terionisasi akan menghasilkan H+ dan COO-
BalasHapusTerimakasih buat materi yang disampaikan
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab
Menurut saya apabila gugus karboksilpada suatu senyawa akan menjadi sumber ion hidrogen sehingga O pada gugus akan negatif dan akan menarik elektron sehingga bersifat asam
Hai lika
BalasHapusTerimakasih atas materi yang disampaikan . Mengenai pertanyaan anda, menurut saya pada gugus karboksil memiliki atom H yang jika terurai akan lepas bermuatan positif dan kemudian ada atom O yang bermuatan negatif . Suatu spesi yang dapat melepaskan protonnya (H+) diketahui bersifat asam , hal ini sesuai dgn teori bronsted lowry
Begitu menurut saya , maaf jika ada kekurangan . terimakasih :)
menurut saya pada gugus karboksil memiliki atom H yang jika terurai akan lepas bermuatan positif dan kemudian ada atom O yang bermuatan negatif . Suatu spesi yang dapat melepaskan protonnya (H+) diketahui bersifat asam , hal ini sesuai dgn teori bronsted lowry
BalasHapusMenurut saya, karena gugus karboksil merupakan sumber ion hidrogen. Ikatan kovalen antara oksigen dan hidrogen sangat polar sehingga hidrogen cenderung terurai secara reversibel dari molekulnya sebagai ion H+
BalasHapusMenurut saya, karena gugus karboksil merupakan sumber ion hidrogen. Ikatan kovalen antara oksigen dan hidrogen sangat polar sehingga hidrogen cenderung terurai secara reversibel dari molekulnya sebagai ion H+
BalasHapusTerimaksasih untuk pemaparan materinya, menurut saya gugus karboksil merupakan sumber ion hidrogen, yang mana ikatan kovalen antara oksigen dan hidrogennya sangat polar sehingga hidrogen tersebut cenderung terurai secara reversibel dari molekunya sebagai ion H+. hal inilah yang menyebabkan gugus karboksil bersifat asam.
BalasHapusterimakasih atas materinya
BalasHapussaya akan mencoba menjawab.. menurut saya gugus karboksil dapat bersifat asam karena dalam air dapat terionisasi dan menghasilkan H+ yang dapat didonorkan sehingga berperan sebagai asam..
maaf jika kurang tepat
menurut saya gugus karboksil dapat bersifat asam karena dalam air dapat terionisasi dan menghasilkan H+ yang dapat didonorkan sehingga berperan sebagai asam..
BalasHapusMenurut saya, karena gugus karboksil merupakan sumber ion hidrogen. Ikatan kovalen antara oksigen dan hidrogen sangat polar sehingga hidrogen cenderung terurai secara reversibel dari molekulnya sebagai ion H+
BalasHapus