Menurut Naum (1993), pada kimia organik maupun
anorganik, substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar reaksi subtitusi,
di mana sebuah nukleofil yang "kaya" elektron, secara selektif
berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau
atom yang disebut gugus pergi (leaving group). Suatu gugus pergi
(disebut pula sebagai gugus lepas) adalah suatu fragmen molekul yang
lepas dengan suatu pasangan elektron dalam pembelahan ikatan kimia secara
heterolitik. Gugus pergi dapat berupa suatu anion atau molekul netral, tetapi
dalam kedua kasus tersebut yang terpenting adalah bahwa gugus pergi dapat
menstabilkan kerapatan elektron tambahan yang dihasilkan dari heterolisis
ikatan. Bentuk umum reaksi ini :
Dengan Nu menandakan nukleofil :
menandakan pasangan elektron serta R-X menandakan substrat dengan gugus pergi
X. Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari nukleofil menyerang substrat
membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi melepaskan diri bersama dengan
sepasang elektron. Produk utamanya adalah R-Nu. Nukleofil dapat memiliki muatan
listrik negatif ataupun netral, sedangkan substrat biasanya netral atau
bermuatan positif. Contoh substitusi nukleofilik adalah hidrolisis alkil
bromida, R-Br, pada kondisi basa, di mana nukleofilnya adalah OH-dan
gugus perginya adalah Br -.
Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap. Pada
tahap pertama, ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron,
dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium
bergabung dengan nukleofil membentuk produk.
Gugus pergi yang baik harus mampu menstabilkan muatan negatif ini, yaitu dalam bentuk anion yang stabil. Kemampuan gugus pergi menunjukkan perbedaan energi antara bahan pemula dan keadaan transisi (ΔG‡), dan perbedaan dalam kemampuan gugus pergi tercermin dalam perubahan kuantitas (ΔΔG‡). Kuantitas pKamenunjukkan perbedaan energi antara bahan pemula dan produk (ΔG) dengan perbedaan keasaman tercermin dalam perubahan kuantitas (ΔΔG). Dalam kasus pKa, "gugus pergi" terikat dengan proton dalam bahan pemula, sedangkan dalam kasus kemampuan gugus pergi, gugus pergi terikat dengan (biasanya) karbon. Basa kuat seperti OH−, OR− dan NR2− cenderung membuat gugus pergi yang buruk, karena ketidak mampuan mereka untuk menstabilkan muatan negatif.
Senyawa-senyawa tersiser bereaksi lebih mudah dengan
mekanisme reaksi SN1 via karbonium. Karbonium bersifat stabil dan
dihasilkan secara langsung dari alcohol, alkil halide, atau bahkan alkena.
Ada beberapa reaksi yang tidak membutuhkan nukleofilok kuat yang dikarena
apabila digunakan nukleofil kuat akan terjadi reaksi eliminasi. Reaksi SN1
akan efektif apabila digunakan pelarut polar dan katalis (dapat berupa asam
atau basa Lewis). Katalis disini berfungsi utuk membuat OH menjadi gugus pergi
yang lebih baik.
Menurut Fessenden dan Fessenden (1992) yang dikatakan bahwa gugus pergi
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Gugus pergi
yang baik merupakan anion stabil (basa konjugat) dan turunan
dari asam kuat. Gugus pergi yang baik biasanya adalah basa lemah seperti contoh
berikut:
-
Ion halida : I-, Cl-, Br-.
-
Turunan asam organic kuat dan terstabilkan oleh
resonansi.
2. Gugus pergi
yang buruk adalah gugus –OH pada alcohol sehingga
tidak bias digantikan oleh Nukleofil sehingga harus diubah menjadi gugus lain
seperti:
PENGARUH GUGUS TETANGGA
Gugus tetangga dapat menggunakan pasangan elektronnya
untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom karbon yang menjalani substitusi,
sehingga mencegah serangan dari nukleofilik, sehingga nukleofilik hanya dapat
bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan, dan produknya mengikuti
konfigurasi awal. Pengaruh gugus tetangga (partisipasi gugus tetangga) didefinisikan
sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediate yang baru pada pusat
reaksi. Untuk reaksi substitusi seperti dibawah, X sebagai gugus tetangga
berperan dalam penyerangan nukleofilik intramolekul sehingga melepaskan Y
sebagai gugus pergi, yang kemudian diikuti oleh substitusi intermolekul.
Hasil dari partisipasi ini ialah pembentukan produk
substitusi dengan konfigurasi yang berlawanan dengan konfigurasi yang
seharusnya terjadi pada SN2, dimana reaksi SN2 pada umumnya membentuk
konfigurasi yang berlawanan dengan substrat. Dengan adanya partisipasi gugus
tetangga, konfigurasi produk sama dengan substrat. Peranan gugus tetangga
pada mekanisme reaski SN2 menurut Allinger (1976):
· Sebagai gugus yang
memberikan suatu reaksi intermediate yang baru pada pusat reaksi.
· Dengan adanya
partisipasi gugus tetangga, konfigurasi produk sama dengan substrat.
Partisipasi gugus tetangga ini juga dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Jika
suatu gugus tetangga mempengaruhi reaksi melalui suatu jalan yang menyebabkan
peningkatan kecepatan reaksi, maka gugus tetangga tersebut dikatakan sebagai “anchimeric
assistance‖”.
· Gugus tetangga dapat
menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom
karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari nukleofilik,
sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan,
dan produknya mengikuti konfigurasi awal. Atom atau gugus yang dapat
meningkatkan laju SN2 melalui partisipasi gugus tetangga ialah nitrogen dalam
bentuk amina, oksigen dalam bentuk karboksilat dan ion alkoksida, dan cincin
aromatik. Partisipasi hanya efektif jika interaksinya membentuk cincin
segitiga, lima dan enam.
Menurut Firdaus (2013) partisipasi gugus tetangga
dapat terjadi pada senyawa yang bersifat aromatis sesuai dengan
peranannya yakni partisipasi oleh elektron π dapat terjadi membentuk cincin
segitiga dengan muatan positif pada cincin benzene sebagai bentuk
intermediatnya, dan menghasilkan produk akhir seperti pada Substitusi
nukleofilik pada umumnya, namun tanpa inversi konfigurasi.
Senyawa intermediate yang terbentuk ialah ion
phenonium.
Dengan adanya dua subtituen pada benzen dengan posisi
orto, dimana subtituen pertama mengandung gugus pergi, dan subtituen kedua
mengandung gugus yang berpartisipasi sebagai dudus tetangga, maka dapat
terbentuk senyawa intermediet melalui partisipasi gugus orto intramoekul.
Per pertanyaan !!!
- Mengapa alkil halida menjadi gugus pergi yang baik pada SN2?
- Sifat yang bagaimanakah agar suatu gugus dapat menjadi gugus pergi yang baik? Mengapa ?
- Apa yang menyebabkan kereaktivitasan nukleofilik? Dan mengapa gugus pergi harus terikat pada karbon tersier?
- Apa yang menyebabkan suatu gugus tetangga dapat mencegah serangan nukleofilik pada atom karbon dari sisi belakang ?
DAFTAR PUSTAKA
Allinger, N.L., Cava, M.P., Jongh, D.C.D., Johson,
C.R., Lebel, N.A., and Steven, C.L. 1976.Organic Chemistry 2 nd Ed. New
York: Worth Publishers.
Fessenden R. J dan J. S. Fessenden. 1992. Kimia
Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Firdaus, M. S dan N. Hariani. 2013. Kimia Dasar II.
Makassar: Universitas Hasannudin.
Naum, S. 1993. "Is This Reaction a Substitution, Oxidation-Reduction, or Transfer". J. Chem. Educ. Vol 70 (1).