Senyawa
organik atau senyawa karbon adalah senyawa berbasis karbon atau didefinisikan
pula sebagai senyawa hidrokarbon dan turunannya. Senyawa hidrokarbon adalah
senyawa yang tersusun dari hidrogen dan karbon. Atom karbon sebagai basis
senyawa organik, adalah atom yang memiliki enam elektron dengan konfigurasi 1s2
2s2 2p2. Atom karbon mempunyai empat elektron
valensi. Dengan empat elektron valensi tersebut, atom karbon dalam membentuk
ikatan dengan atom lainnya tidak mempunyai kecenderungan melepaskan keempat
elektronnya untuk memenuhi aturan oktet, sehingga dapat membentuk ion positif C4+,
atau menerima empat elektron sehingga menjadi ion negatif C4-.
Sebaliknya, empat elektron pada kulit terluar dapat membentuk empat ikatan
kovalen baik dengan atom karbon maupun dengan atom lain, melalui pemakaian
bersama pasangan elektron. Sifat khas atom karbon, suatu sifat yang
memungkinkan keberadaan jutaan senyawa organik, adalah kemampuannya untuk
membentuk ikatan tidak saja dengan unsur berbeda, tetapi juga dengan atom
karbon lain. Kemampuan atom-atom karbon untuk membentuk ikatan kovalen
memungkinkan terbentuknya rantai karbon yang beragam. Hal ini merupakan salah
satu penyebab begitu banyak senyawa karbon yang dapat terbentuk. Rantai karbon
dapat merupakan rantai lurus, bercabang, maupun siklis.
Gambar
1. Bentuk Ikatan
Rantai Karbon
Empat ikatan kovalen yang dapat
terbentuk antar atom C dapat berupa ikatan tunggal atau ikatan rangkap,
tergantung dari orbital yang digunakan masing-masing atom karbon tersebut.
Gambar
2. Ikatan
Kovalen Atom C-C
Ikatan
dalam Senyawa Karbon
Pembentukan
ikatan antara dua atom digambarkan dengan kemajuan overlap orbital-orbital atom
yang membentuk ikatan. Semakin besar kemungkinan beroverlap semakin kuat pula
ikatan yang terbentuk. Kekuatan relatif overlap antara orbital-orbital atom
telah dihitung telah sebagai berikut:
s =
1,00 p = 1,72 sp = 1,93 sp2 = 1,99 sp3 = 2,00
Berdasarkan
nilai tersebut di atas maka jelas penggunaan orbital atom sp3 dalam pembentukan
molekul metana akan menghasilkan ikatan yang lebih kuat.
Posisi atom
karbon:
Dalam
ikatan antar karbon, kita perlu membedakan posisi atom karbon sebagai berikut:
1.
Atom
C primer : atom C yang terikat pada 1 atom lainnya
2. Atom C sekunder : atom C yang
terikat pada 2 atom lainnya
3. Atom C tersier : atom C yang
terikat pada 3 atom lainnya
4. Atom C kuartener: atom C
yang terikat pada 2 atom lainnya
Gambar 3. Bentuk
Posisi Ikatan
Reaksi Substitusi
Terjadi ketika dua reaktan bereaksi menghasilkan dua produk baru.
Misalnya reaksi alkana dengan Cl2 dengan adanya radiasi ultraviolet
menghasilkan alkil klorida. Satu atom Cl
dari Cl2 menggantikan posisi H pada alkana, dan dua produk baru
terbentuk.
Gambar 4. Reaksi Metana Dengan Cl2
Hal yang penting adalah elektron tidak pernah tidak berpasangan. Bagi
kebanyakan reaksi, adalah tepat sekali untuk menyebut satu reaktan sebagai
pereaksi penyerang dan yang lain disebut substrat. Substrat adalah molekul yang
menyuplai karbon ke ikatan baru. Jika ikatan karbon karbon terbentuk maka perlu
untuk memilih secara acak molekul mana sebagai substrat dan molekul mana
sebagai pereaksi penyerang. Di dalam reaksi heterosiklik, umumnya pereaksi yang
membawa pasangan elektron ke substrat atau mengambil elektron dari substrat.
Pereaksi yang membawa pasangan elektron disebut nukleofil dan reaksinya disebut
nukleofilik. Reaksi substitusi elektrofilik terjadi pada senyawa aromatis termasuk
heteroaromatis. Substitusi elektrofilik adalah penggantian H+
dengan suatu elektrofil (E+) /spesi yang kekurangan elektron. Elektrofil
berasal dari perkataan elektron dan philia (suka), dengan demikian elektrofilik
berarti spesi yang suka elektron ( spesi yang bermuatan positif atau suatu
orbital kosong ). Di dalam suatu reaksi di mana substrat terbelah, bagian yang
tidak mengandung karbon biasa disebut gugus-pergi (leaving group). Gugus-pergi yang
membawa pergi elektron disebut nukleofugal, dan gugus-pergi yang tanpa membawa
elektron disebut elektrofugal.
Jenis-Jenis
Reaksi
Jika heterolitik, maka reaksi dapat digolongkan
sebagai nukleofil atau elektrofil, tergantung pada reaktan mana yang ditandai
sebagai substrat dan yang mana sebagai pereaksi penyerang.
- Substitusi nukleofilik
Gambar 5. Reaksi Nukleofilik
- Subtitusi elektrofilik
Gambar 6. Reaksi Elektrofilik
- Subtitusi radikal bebas
Gambar 7. Reaksi Radikal Bebas
Ø Reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1)
Reaksi
substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1) terjadi melalui dua
tahapan. Pada tahap pertama, ikatan antara karbon dan gugus bebas putus, atau
substrat terurai. Electron–electron ikatan terlepas bersama dengan gugus bebas,
dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua, yaitu tahap cepat, ion
karbonium bergabung dengan nukleofil akan membentuk hasil.
Mekanisme
reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler, SN1 hanya terjadi pada
alkil halida tersier. Nukleofil yang dapat menyerang adalah nukleofil basa
sangat lemah seperti H2O, CH3CH2OH. Pada
reaksi SN1 terdiri dari 3 tahap reaksi. Sebagai contoh adalah reaksi
antara t-butil bromida dengan air.
Ø Tahapan reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler, SN2
Nukleofil
menyerang dari belakang ikatan C— X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan
gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada
saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan electron, nukleofil
memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan
karbon.
Mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik biomolekul, SN2
Mekanisme reaksi SN2 hanya
terjadi pada alkil halida primer dan sekunder. Nukleofil yang menyerang adalah
jenis nukleofil kuat seperti -OH,
-CN, CH3O-. Serangan dilakukan dari
belakang. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh reaksi mekanisme SN2
bromoetana dengan ion hidroksida berikut ini :
Pertanyaan
!!!
- Apakah peranan gugus tetangga pada mekanisme reaski SN2
- Apakah subtitusi nukleofilik hanya terbatas pada hidrokarbon aromatiknya saja ?
- suatu subtitusi nukleofilik harus memiliki syarat apa saja ?
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J
dan J.S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
March, J.,
1985, Advanced Organic Chemistry – Reactions, Mechanisms, and Structure, 3rd
Edition, New York.
Sitorus, M. 2008. Kimia Organik Fisik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Terimakasih atas materinya lika
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan pada nomor 3.
Tipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai
Nukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
Gugus pergi berupa halida.
Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofil. Terimakasih
Terimakasih lika untuk pertanyaan no.3,Tipe substitusi nukleofilik aromatik yaitu harus mempunyai
BalasHapusNukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
Gugus pergi berupa halida.
Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofil.
Materi yang menarik Lika, saya akan menjawab pertanyaan ketiga, Tipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai
BalasHapusNukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
Gugus pergi berupa halida.
Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofil.
Menurut saya, syaratnya ialah tipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai nukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida gugus pergi berupa halida. Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi.
BalasHapusHai lika, saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 dimana tipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai
BalasHapusNukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
Gugus pergi berupa halida.
Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofi
Terimakasih
Terimakasih atas materinnya, menurut saya pertanyaan No 3 Tipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai
BalasHapusNukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
Gugus pergi berupa halida.
Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofil
Menurut saya untuk jawaban no. 3
BalasHapusTipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai
A. Nukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
B. Gugus pergi berupa halida.
C. Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
D. Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
E. Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofil
terimakasih materinya :)
BalasHapusperanan dari gugus tetangga pada mekanisme reaksi SN2 adalah sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediet yang baru pada pusat reaksi, dengan adanya partisipasi dari gugus tetangga juga mempengaruhi kecepatan reaksi, gugus tetangga tersebut juga dapat menggunakan pasangan elektronnya untuk bereaksi dengan sisi belakang atom karbon, sehingga dapat mencegah serangan dari nukleofilik dan menyebabkan nukleofilik hanya dapat bereaksi pada bagian sisi depan atom larbon..
terimakasih
Terimakasih untuk pemaparan materinya. saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama dimana Sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediate yang baru pada pusat reaksi
BalasHapusDengan adanya partisipasi gugus tetangga, konfigurasi produk sama dengan substrat. Partisipasi gugus tetangga ini juga dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Jika suatu gugus tetangga mempengaruhi reaksi melalui suatu jalan yang menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi, maka gugus tetangga tersebut dikatakan sebagai ―anchimeric assistance‖
Gugus tetangga dapat menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari nukleofilik, sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan, dan produknya mengikuti konfigurasi awal. Atom atau gugus yang dapat meningkatkan laju SN2 melalui partisipasi gugus tetangga ialah nitrogen dalam bentuk amina, oksigen dalam bentuk karboksilat dan ion alkoksida, dan cincin aromatik. Partisipasi hanya efektif jika interaksinya membentuk cincin segitiga, lima dan enam.
Terimakasih lika,
BalasHapusMenurut saya Tipe substitusi nukleofilik aromatik harus mempunyai
Nukleofilik berupa oksigen, nitrogen atau sianida
Gugus pergi berupa halida.
Senyawa aromatik yang mengikat gugus penarik elektron pada posisi orto atau para terhadap gugus pergi
Senyawa aromatik yang dalam reaksinya dengan nukleofil tertentu di bawah pengaruh basa kuat melalui pembentukan hasil antara benzuna atau aruna
Garam-garam diazonium, yang reaksinya dengan nukleofil memberikan hasil yang berupa substitusi atom N gugus diazonium oleh nukleofil