PERICYCLIC REAKTIONS : THE
DIELS-ALDER REACTION
Reaksi pericyclic merupakan
suatu reaksi yang dapat terjadi melalui proses bersama (concerted process)
hal ini dapat berlangsung melalui keadaan transisi siklik. "Concerted"
sendiri berarti bahwa semua perubahan ikatan itu terjadi secara simultan dengan
katalain tidak ada intermediet yang terlibat. Ada 3 kelas utama dalam reaksi
perisiklik yakni electrocyclic reaction, cycloadditions (the diels – alder reaction), dan sigmatropic
rearrangements.
Reaksi sikloadisi adalah
suatu reaksi pada dua molekultak jenuh yang mengalami suatu reaksi adisi
untukmenghasilkan produk siklik.Dua
molekul bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam
reaksi ini dua ikatan pi diubah menjadi ikatan sigma.Contoh reaksi sikloadisi ialah
reaksi Diels-Alder.
A. Pengertian Pereaksi
Diels-Alder
Reaksi Diels-Alder merupakan suatu reaksi kimia
organik antara diena terkonjugasi
dengan alkena tersubstitusi, umumnya
dinamakan sebagai dienofil, membentuk sikloheksena tersubstitusi. Reaksi ini
dapat berjalan bahkan jika beberapa atom dari cincin yang terbentuk bukanlah
karbon. Beberapa reaksi Diels-Alder adalah reversibel, dengan reaksi
dekomposisi dari sistem siklik dinamakan reaksi Retro-Diels-Alder. Reaksi retro ini umumnya terlihat pada saat
analisis produk reaksi Diels-Alder menggunakan spektrometri massa.
Reaksi Diels Alder merupakan reaksi sikloadisi
yang bergantung pada suhu dan mekanismenya melibatkan tumpang tindih antara
orbital sigma dan orbital pi. Reaksi ini terjadi antara molekul dengan dua
ikatan rangkap dua terkonjugasi (diena) dan molekul dengan satu ikatan rangkap
dua (dienofil) serta menghasilkan dua ikatan karbon-karbon yang baru dan satu
molekul sikoheksana yang tidak jenuh dalam satu langkah.
Gambar
1.
Reaksi Dies-Alder
Dua ikatan reaktan yang sederhana bersatu melalui
keadaan transisi siklik dan dua ikatan karbon baru terbentuk pada saat yang
sama. Pada keadaan transisi Diels-Alder, dua karbon alkena dan karbon 1,4 pada
diena terhibridisasi ulang dari sp2 menjadi sp3 untuk
membentuk dua ikatan tungggal baru, sehingga karbon 2,3 pada diena
terhibridisasi sp2 membentuk ikatan rangkap baru pada produk
sikloheksena (Mc Murry, 2008).
Gambar 2. Perubahan hibridisasi pada reaksi Diels – Alder
Saat diena berbentuk siklik,
maka produk bisiklik akan diperoleh dalam reaksi Diels-Alder. Faktanya, reaksi ini
adalah salah satu cara terbaik untuk membuat senyawa bisiklik. Berikut ini
beberapa Contoh dienofil yang sering digunakan dalam reaksi Diels – Alder :
Gambar 3. Pembentukan senyawa bisiklik
dengan reaksi Diels – Alder
B. Pengaruh Konformasi Diena pada Reaksi Diels
– Alder
Reaksi Diels-Alder mengubah senyawa rantai terbuka
menjadi senyawa siklik, sehingga penggunaan rumus garis akan sangat memudahkan untuk menyatakan
persenyawaan rantai-rantai karbon dalam reaksi. Rumus garis analog dengan rumus
segi banyak yang menyatakan cincin. Rumus struktur atau rumus garis dari
suatu senyawa kimia adalah representasi grafis dari struktur molekul, yang
menunjukkan bagaimana atom tersusun (Raymond, 2005). Contoh
penggunaan rumus garis dalam konformasi molekul adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Penulisan rumus garis dalam
konformasi molekul
Konformasi molekul untuk
diena konjugasi digunakan istilah s-cis
dan s-trans. Awalan s- menunjukkan
geometri di sekitar ikatan tunggal (single)
pusatlah yang menentukan konfomasi molekul. Untuk senyawa rantai terbuka,
rumus-rumus ini tidaklah menyatakan isomer yang sebenarnya melainkan hanya
konformer. Hal ini karena hanya rotasi ikatan sigma saja yang diperlukan untuk
mengubah satu menjadi yang lain (Fessenden & Fessenden, 1999).
Dalam reaksi Diels – Alder,
diena harus memiliki konformasi s-cis,
bukan s-trans. Akan tetapi hasil yang
diperoleh dari eksperimen membuktikan bahwa diena tertutup dengan
konformasi s-trans akan memiliki sifat yang tidak reaktif dalam reaksi Diels–Alder.
Pada keadaan transisi reaksi Diels-Alder, diena dan dienofil saling mendekat
pada bidang datar paralel. Karena Dalam reaksi Diels-Alder, diena harus
memiliki konformasi s-cis, bukan s-trans. Dalam beberapa struktur
(seperti 1,3-butadiena), konformer s-cis dan s-trans mudah diubah
dari satu menjadi yang lain. Dalam sistem diena lain (seperti dalam sistem
cincin), isomer s-trans tak dapat bereaksi.
C. Stereokimia
Reaksi Diels-Alder
Ketika
diena dan dienofil bereaksi dalam reaksi Diels-Alder, terbentuklah sebuah
senyawa stereokimia karena kedua reaktan tersebut saling mendekat dari dua arah
yang berbeda. Jenis pendekatan ini memungkinkan awan elektron
dari dua komponen akan saling tumpang tindih dan membentuk
ikatan produk yang lebih stabil. Bentuk stereokimia dari molekul produk
ada 2 jenis yaitu : dienofil yang mensubstitusi berada pada posisi berlawanan
dengan diena (cis) yang akan
menghasilkan produk adisi “endo” dan dienofil yang mensubstitusi berada pada
posisi sepihak dengan diena (trans)
akan menghasilkan produk adisi “exo".
Produk “endo”
pada reaksi Diels-Alder, subtituen yang berasal dari dienofil berada pada
posisi yang dekat dengan ikatan rangkap diena, sedangkan pada produk “exo”, subtituen yang berasal dari
dienofil berada pada posisi yang jauh
dengan ikatan rangkap diena.
Pada umumnya reaksi Diels-Alder terjadi dengan diena
berada pada konformasi cis atau endo,
diena dalam konformasi trans seringkali
menjadi susah bereaksi dengan dienofil atau bahkan tidak bereaksi. Hal ini
terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari
diena dalam konformasi trans dengan
orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu
untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder. Dan orbital pi dari diena pada
konformasi cis lebih mudah membentuk
ikatan dan tanpa ada halangan sterik yang berarti dibandingkan diena pada
bentuk trans (Wade, 2006).
Pertanyaan !!!
1.
1. Mengapa pada diena harus
memiliki konformasi s-cis agar dapat berlangsung reaksi Diels-Alder ?
2.
Mengapa pada etilena reaksi diels-alder berjalan lambat ?
3.
Mengapa dilakukan reaksi diels-alder ?
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J. and J.S.
Fessenden. 1999. Kimia Organik Dasar
Edisi Ketiga. Jilid 5. Jakarta : Erlangga.
Raymond, C. 2005.
Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 (edisi ke-3rd). Jakarta: Erlangga.
Mc Murry, J. 2008. Organic Chemistry. 7th edition. Graphic
World Inc. p. 440469.
Wade, L.G. (2006). Organic
Chemistry. Sixth edition. New Jersey : Pearson Education International.
terimakasih lika,
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
terimakasih
BalasHapusmenurut saya
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Haiii lika,
BalasHapusAku akan menabur bungaa di blog mu 🌼🌼🌼 agar sinyalnya bagusss..
Oh yaa ak koment dlu ya
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapus3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapus3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Hai likakuuu
BalasHapusSaya akan menjawab :
1. Pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
Sehingga konformasi s-cis lebih memungkinkan.
2. Karena pada etilena tidak terdapat substituen sehingga karbon kurang terpolarisasi.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
BalasHapusSaya harap jawaban saya tidak melanggar UU etik prihal sosmed heheh .
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
terimakasih
BalasHapusmenurut saya
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapus3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Hai likakuuu
BalasHapusSaya akan menjawab :
1. Pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
Sehingga konformasi s-cis lebih memungkinkan.
Hayy lika wah akhirnya posting juga😍
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
terimakasih
BalasHapusmenurut saya
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
Terima kasih atas materinya lika, menurut saya reaksi etilena berjlan lambat dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapusMateri yang menarik Lika,
BalasHapus1. Pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
Sehingga konformasi s-cis lebih memungkinkan.
Halo likakuu dari malam tadi nyariin postingannya akhirnya posting jugaa. Materinya menarik sekali dan penjelasannya juga jelas. Baiklah jawaban dari pertanyaan lika adalah:
BalasHapus1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Semoga membantu yaa lika
Terimakasih wukhoidatul,
BalasHapus1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
Menurut saya untuk jawaban no. 2 pada etilena reaksi diels-alder berjalan lambat Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapushai Lika , menurut saya :
BalasHapus1. Mengapa pada diena harus memiliki konformasi s-cis agar dapat berlangsung reaksi Diels-Alder ? itu karena anya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Mengapa pada etilena reaksi diels-alder berjalan lambat ?
hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
Hai lika
BalasHapus2. hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
terimakasih pemaparannya
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapus2. Karna etilena tidak memiliki gugus substituen penarik elektron sehingga karbon ikatan rangkapnya kurang terpolarisasi positif.
BalasHapusKarena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Assalamualikum lika. Saya akan mencoba mnjawab pertanyaannya. Semoga bisa membantu. Menurut saya :
BalasHapus1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Terimakasih. Wassalamualaikum.
Hai lika, menurut saya
BalasHapus1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Menurut saya karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Haii kak lika
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
pertanyaan kedua Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
BalasHapus1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
BalasHapus2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.
3. Untuk memanfaatkan sifat stereospesifiknya yakni dalam prembentukan produk tunggal stereoisomer sehingga stereokimia dari senyawanya tetap dipertahankan.
Terimakasih kak wukhoidatul,
BalasHapus1. Karena hanya pada konformasi s-cis, posisi karbon 1 dan 4 diena cukup dekat untuk bereaksi melalui keadaan transisi siklik. Dan dalam konformasi s-trans, ujung pasangan diena terlalu jauh untuk tumpang tindih dengan orbital p dienofil.
2. Hal ini dikarenakan etilena hanya memiliki 1 pasang ikatan dan oleh karenanya tidak ada gugus subtituen yang berlaku sebagai penarik elektron, oleh karena itu akan mengakibatkan ikatan rangkap pada etilena akan mengalami kekurangan elektron jika dilakukan reaksi tersebut.