FUNCTIONAL GROUP MANIPULATION
Untuk reaksi keton, alkodol, ester, skunder
dan seterusnya sangatlah penting untuk dapat diperkenalkan suatu gugus fungsi
tertentu ke dalam suatu gugus fungsi molekul atau interkonversi dalam suatu
molekul untuk memanfaatkan reaksi khusus yang tersedia bagi mereka. Untuk
memanipulasi kelompok-kelompok fungsional, pertama-tama diperlukan untuk dapat
mengidentifikasi, memahami tingkat ikatan, oksidasi reaksi, dan mengenali
perubahan ikatan yang diperlukan untuk mengubah satu kelompok fungsional
menjadi kelompok lain. Salah satu gugus fungsi yang sering dimanipulasi adalag
gugus fungsi alkohol hal ini diarenakan tidak hanya banyak senyawa penting dan
pharmaccuticals mengandung kelompok alkohol, tetapi kelompok alkohol dapat
dibuat dari banyak kelompok lainnya dan dikonversi ke banyak kelompok
fungsional.
PROTECTION GROUP (Kamayan, Y., dan Higuchi,
T. 2006)
Suatu gugus pelindung
atau gugus pelindung dimasukkan ke dalam suatu molekul dengan modifikasi kimia
dari gugus fungsi untuk memperoleh alkosivitas dalam suatu reaksi kimia
berikutnya. Beberapa senyawa organik memiliki bagian tertentu yang tidak dapat
bertahan dari serangan reagan yang dibutuhkan. Oleh karena itu bagian ini harus
dilindungi. Sebagai contoh, lithium aluminium hidrida adalah reagen yang sangat
reaktif tetapi bermanfaat yang mampu mereduksi ester ke alkohol. Ihal ini akan selalu
bereaksi dengan kelompok karbonil, dan ini tidak dapat dihalangi dengan cara
apa pun. Ketika pengurangan ester diperlukan di hadapan karbonil, serangan
hidrida pada karbonil harus dicegah. Misalnya, karbonil diubah menjadi asetal,
yang tidak bereaksi dengan hidrida. Asetal kemudian disebut gugus pelindung
untuk karbonil. Setelah langkah yang melibatkan hidrida selesai, kemudian asetal
akan dihilangkan (dengan mereaksikannya dengan asam berair), untuk mendapatkan
kembali karbonil asli, langkah inilah disebut pelindung.
Gugus Pelindung Alkohol:
- Asetil (Ac) : dihapus oleh asam atau basa.
- Benzoyl (Bz) : dihapus oleh asam atau basa, lebih stabil daripada gugus Ac.
- Benzyl (Bn) : dihapus oleh hidrogenolisis. Kelompok Bn secara luas digunakan dalam gula dan kimia nukleosida.
- Β-Methoxyethoxymethyl ether (MEM) : dihapus oleh asam.
- Dimethoxytrityl, [bis- (4-methoxyphenyl) phenylmethyl] (DMT) : dihapus oleh asam lemah. Kelompok DMT secara luas digunakan untuk melindungi kelompok 5'-hidroksi dalam nukleosida, khususnya sintesis inoligonukleotida.
- Methoxytrityl [(4-methoxyphenyl) diphenylmethyl] (MMT) : dihapus oleh asam dan hidrogenolisis.
- p -Methoxybenzyl ether (PMB) : dihapus oleh asam, hidrogenolisis, atau oksidasi.
- Methylthiomethyl ether : dihapus oleh asam.
- Pivaloyl (Piv) : dihapus oleh asam, basa atau agen reduktan. Ini secara substansial lebih stabil daripada gugus pelindung asil lainnya.
- Tetrahydropyranyl (THP) : dihapus oleh asam.
- Tetrahidrofuran (THF) : dihapus oleh asam.
- Trityl (triphenylmethyl, Tr) : dihapus oleh asam dan hidrogenolisis.
- Silyl eter (yang paling populer termasuketetetiletililil (TMS), tert-butyldimethylsilyl (TBDMS), tri-iso-propylsilyloxymethyl (TOM), dan triisopropylsilyl (TIPS) eter) : dihapus oleh asam atau ion fluoride. (seperti NaF, TBAF (tetra-n-butylammonium fluoride, HF-Py, atau HF-NEt3)). Kelompok TBDMS dan TOM digunakan untuk melindungi fungsi 2'-hidroksi dalam nukleosida, khususnya sintesis inoligonukleotida.
- Etil lemak : pembelahan oleh TMSI dalam diklorometana atau asetonitril atau kloroform. Metode alternatif untuk memotong metil eter adalah BBr3 di DCM.
Gugus pelindung
paling sederhana untuk alkohol yaitu metil eter (-OCH3). Alkohol
yang direaksikan dengan basa (umumnya NaH dalam THF atau DMF) akan menghasilkan
alkoksida. Reaksi selanjutnya dengan iodometan menghasilkan metil eter, yang
merupakan SN2 dan umumnya disebut sintesis eter Williamson. Metil eter stabil terhadap basa kuat,
nukleofil, organologam, hidrogenasi, oksidator (kecuali benzilik eter) dan
reduktor hidrida. Metil eter stabil pada pH 1-14. Metil eter dapat dipecah oleh
HI pekat, sedangkan trimetilsilil iodida dapat memecah pelindung alkohol dalam
kloroform dan pada suhu yang relatif tinggi. Asam lewis seperti boran
tribromida (BBr3) juga memecah eter menjadi alkohol.
Metoksi metil (CH3OCH2-
atau MOM) dan tetrahydropyranyl (THP) termasuk kelompok eter (contohnya gugus
hidoksil diproteksi dengan memberikan eter MOM), namun sebenarnya merupakan
contoh dari asetal yang yang dihidrolisis dengan asam. Gugus MOM dibentuk
dengan mereaksikan alkohol dengan basa (seperti NaH dan THF) dan klorometil
eter (ClCH2CH3) yag sangat reaktif. Gugus THP dibentuk
dengan mereaksikan alkohol dengan dihidropiran (DHP). Metoksi metil eter (O-MOM) merupakan gugus yang sensitif terhadap asam,
dan stabil pada kisaran pH 4-12. Selain itu O-MOM stabil terhadap nukleofilik
dan pereaksi organologam, hidrida, hidrogenasi-katalitik (kecuali Pt dalam
media asam), dan oksidasi, namun dapat bereaksi dengan HCl dalam metanol.
Contohnya yaitu sebagai berikut:
Gugus pelindung asetal lainnya yaitu 2-metoksi etoksimetil eter (-O-CH2OCH2CH2OCH3,
MEM). Gugus MEM diikat oleh alkohol setelah alkohol dikonversi menjadi alkoksi
(umumnya NaH dalam THF aau DMF). Gugus MEM juga stabil pada pereaksi-pereaksi
seperti terhadap O-MOM. Gugus MEM sensitive terhadap asam lewis dan dapat
dipecah dengan asam kau berair (pH<1). Gugus MEM juga dapat melindungi alkohol
tersier. Gugus MEM dapat selektif
dihilangkan dengan trimetilsilil iodida dalam asetronitril tanpa mempengaruhi
metil eter atau gugus ester.
Pertanyaan !!!
1. Mengapa untuk melepaskan gugus pelindung alkohol berupa MOM dari produk harus
menggunakan HCl (asam kuat) ?
Kamayan, Y., dan Higuchi, T. 2006.
“"Metabolism
of 3,4-dimethoxycinnamyl Alcohol and Derivatives by Coriolus Versicolor". FEMS Microbiology
Letters. Vol 24 (2–3).
terimakasih lika,
BalasHapusHal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapusHal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
saya akan mencoba menjawab pertanyaannya, Hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapussaya akan menjawab :
BalasHapusalasanya karena penggunaan asam HCl dapat mendnrkan H yang berikatan dengan MOM dan membentuk
hai lika, menurut saya
BalasHapusHal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
Hai lika, menurut saya hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapus
BalasHapusHal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapusterimakasih materinya..
menurut saya hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter umumnya menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter...
Hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapusMateri yang menarik Lika, menurut saya hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter umumnya menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter
BalasHapusHai lika
BalasHapusMenurut saya, Hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
Terimakasih materinya lika
BalasHapusmenurut saya hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter umumnya menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter
terimakasih lika,
BalasHapusHal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
hai Lika
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaannya :
MOM reaktif terhadap asam dan kurang reaktif terhadap basa, sehingga kecenderungan MOM untuk bereaksi dengan asam lebih kuat dibanding dengan basa sehingga hanya dapat dideproteksi dengan asam.
asam yang digunakan bisa asam kuat seperti HCl, dan asam lemah seperti asam Trifluoroasetat anhidrat.
Hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter
BalasHapusterima kasih atas materinya, menurut saya MOM rekatif terhadap asam sehingga kecenderungan MOM untuk bereaksi dengan asam lebih kuat dibanding dengan basa sehingga hanya dapat dideproteksi dengan asam. dan saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter
BalasHapusMenurut saya hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapusMenurut saya jawabannnya Hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaannya, Hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapussaat konversi alkohol menjadi eter sksn menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter.
BalasHapusTerimakasih materinya lika
BalasHapusmenurut saya hal ini dikarenakan pada saat konversi alkohol menjadi eter umumnya menghasilkan produk yang relatif bersifat inert. Oleh karena itu harus digunakan suatu senyawa yang dapat memberikan kondisi yang cukup ekstrim untuk memecah eter